Kids Zaman Now, istilah ini sudah tidak asing lagi di telinga kita.  Saya sering mendengar istiIah ini berseliweran di timeline media sosial.  Entah siapa yang pertama kali mempopulerkan istilah ini, tahu-tahu istilah ini menjadi sangat viral dan hampir semua orang baik anak-anak maupun orang dewasa sangat  fasih mengucapkannya. Bahkan bagi anak-anak zaman sekarang, mereka sangat bangga menyebut dirinya sebagai kids zaman now.

Tingkah polah Kids Zaman Now ini memang sangat berbeda dengan anak zaman saya dulu yang lahir di era 70 an. Bagi kita sebagai anak jadul,tingkah polah Kids Zaman Now ini yang dianggap aneh dan kadang keterlaluan, membuat kita ingin mengelus dada tapi sekaligus tertawa. Bagaimana tidak, sikap yang bagi anak zaman dulu dianggap tidak sopan, tapi bagi kids zaman now dianggap sebuah kewajaran dan bahkan mereka menyebutnya kekinian.  Sebagai contoh, Jika murid zaman dulu takut untuk berpacaran dan sembunyi-sembunyi agar tidak  ketahuan oleh guru atau orang tuanya, murid zaman sekarang justru merasa bangga jika bisa menampakkan kedekatannya dengan lawan jenis, bahkan justru merasa bangga mengunggah foto kemesraannya di media sosial. Murid zaman dulu merasa sungkan bila berbicara dengan gurunya karena merasa malu atau rikuh, berbeda dengan anak zaman sekarang yang malah ingin mengajak bercanda, dan menggoda gurunya.
Tingkah polah semacam inilah yang sering membuat para guru geleng-geleng kepala dan sekaligus ingin tertawa.

Kids Zaman Now atau yang disebut anak generasi z merupakan anak-anak digital, anak-anak yang lahir di era pesatnya teknologi, mereka sangat akrab dengan gawai dan produk digital lainnya, pandai menggunakannya tanpa harus diajari. Mereka bisa betah duduk berjam-jam memainkan gawainya tanpa mempedulikan lingkungan sekitar. Berbagai macam hiburan mulai dari  tontonan di Youtube, media sosial dan game online mampu menghipnotis mereka. Alhasil, mereka jadi kurang peka terhadap lingkungan dan malas membaca. Bahkan di sekolahpun mereka tidak betah harus duduk diam, mendengarkan pelajaran. Konsentrasinya mudah sekali buyar oleh hal-hal lain di luar pembelajaran.

Lalu, bagaimana menghadapi Kids Zaman Now  semacam ini?  Sebuah kemudahan, ataukah tantangan besar? Untuk bisa menjawab permasalahan ini, ada baiknya kita terlebih dahulu mengetahui bagaimana karakteristik kids zaman now ini.

Baca juga : Menjadi Guru di Era Digital

Ciri-ciri anak generasi Z atau anak-anak digital.

Saya pernah membaca sebuah tulisan seorang pakar Home Education, Dyah, W.S dalam bukunya yang berjudul Smart Mom untuk Generasi Smart, beliau menjelaskan bahwa pengaruh penting teknologi yang menjadi ciri anak-anak digital antara lain :

1.    Berorientasi visual dinamis.
Anak-anak digital lebih menyukai materi pembelajaran yang bersifat visual misalnya dalam bentuk video ataupun gambar dari pada bentuk teks.

2.    Suka melakukan aktivitas secara bersamaan (multitasking)
Jika anak-anak zaman dulu bisa betah duduk lama mendengarkan pelajaran, tidak dengan anak-anak digital, mereka terbiasa melakukan beberapa kegiatan sekaligus seperti mendengarkan pelajaran sambil menggambar, membaca sambil mendengarkan musik, bekerja sambil bermain game.  Sifat multitasking inilah yang membuat anak-anak zaman sekarang susah fokus

3.    Mencari informasi secara instan dan nonlinear (tidak berurutan)
Kebiasaan mencari informasi melalui website, anak-anak digital ini jadi lebih suka mencari informasi dengan cepat dan instan, tak mau membaca secara berurutan dari awal hingga akhir, mereka cenderung melakukan scanning dan skimming terhadap teks untuk menemukan informasi yang diperlukan.

4.    Sangat aktif dan terlibat.
Anak-anak digital kurang menyukai cara belajar yang pasif dan monoton, atau hanya duduk diam mendengarkan, mereka pasti akan cepat bosan. Mereka lebih suka aktif dan melibatkan diri pada materi-materi yang dipelajari.

5.    Suka membentuk jaringan.
Anak-anak digital kadang terlihat asik dengan dunianya sendiri tanpa mempedulikan sekitarnya, tapi sebenarnya mereka cukup sering bersosialisasi lewat sebuah jaringan pertemanan dengan memanfaatkan media sosialnya. Bahkan pertemanannya tidak hanya dalam satu kota atau negara saja tapi juga lintas negara. Kesamaan minat dan hobi yang mendekatkan mereka dalam sebuah komunitas tertentu.

6.    Ketergantungan terhadap teknologi.
Tanpa adanya listrik, gawai, dan internet, anak-anak digital ini bisa “mati gaya” mereka jadi malas melakukan apapun, menghabiskan waktu dengan banyak bengong ataupun tidur.

Bagaimana menjadi guru bagi kids zaman now?

Ketertarikan kids zaman now dengan teknologi  adalah sesuatu yang tak terhindarkan.  Perilaku generasi saat ini sedikit banyak dipengaruhi oleh konten yang mereka konsumsi sehari hari lewat produk-produk teknologi. Melihat betapa kuatnya pengaruh teknologi dalam membentuk perilaku anak-anak digital, maka sebagai gurupun tentunya harus mampu mengarahkan anak didik untuk menggunakan teknologi secara positif. Dalam ranah pendidikan, guru harus bisa  mencari metode ataupun pendekatan baru dalam proses pembelajaran, agar mudah diterima oleh anak-anak zaman sekarang yang memiliki ketergantungan tekonologi besar.  Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru zaman now antara lain :
1.    Melek teknologi dan informasi, serta cerdas dalam menggunakan media sosial sebagai sarana pembelajaran dan menggali informasi terkini agar pengetahuannya selalu up to date.
2.    Komunikasi yang baik dengan anak didik. Dengan komunikasi yang terjalin dengan baik antara guru dengan peserta didik akan membuat guru mengetahui permasalahan yang dialami oleh peserta didik baik yang berkaitan dengan proses belajar mengajar maupun permasalahan sosial peserta didik
3.    Mampu menanamkan nilai-nilai yang baik di tengah arus informasi yang sangat besar agar peserta didik dapat memilah dan memilih mana nilai yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat maupun dalam agama.

Sementara hanya ini yang bisa saya tuliskan, buat pembaca yang ingin menambahkan atau mengungkapkan pendapatnya,  silakan bisa ditulis di kolom komentar ya...

0 Comments