Pagi itu aku dapat sms dari seorang teman yang mengabarkan bahwa aku harus menghadap Bu Nurul Dikmad di Kemenag kota untuk mengisi biodata peserta diklat. Siang itu juga aku harus menemui beliau, sesegera mungkin.
"Sepertinya aku diharuskan mengikuti diklat nih", gumamku dalam hati.  Sudah lama sekali aku tidak mengikuti diklat-diklat yang diadakan di luar kota, teman-teman yang lain sudah dapat giliran, sekarang saatnya tiba giliranku yang harus berangkat, dan aku nggak bisa menolak.

Kalau boleh memilih, sebenarnya aku lebih suka mengikuti diklat di kota sendiri, secara kalau di kota sendiri kan aku masih bisa tidur di rumah, nggak lama-lama ninggalin rumah. Kalau diklat luar kota, huh...,banyak hal yang harus disiapkan, yaah...siap fisik dan mental deh pokoknya.

"Hhh..." aku menghela nafas perlahan.Aku harus segera mempersiapkan semuanya, karena cuma ada waktu 2 hari sejak surat tugas itu kuterima.

Apa saja sih yang harus disiapkan untuk diklat kali ini?

1. Keberangkatan

Ketika kita mendapat surat tugas diklat, biasanya di dalam surat itu tertulis tempat di mana diklat itu akan dilaksanakan dan kapan jadwal check in dan registrasi. Sebelum hari keberangkatan tiba, alangkah baiknya jika kita memikirkan moda transportasi yang akan kita gunakan, apakah menggunakan mobil pribadi, travel, bus atau kereta. Jika bawaan kita cukup banyak, pilihan transportasi yang bisa mengantarkan kita sampai ke tempat tujuan (tempat kita menginap) mungkin akan lebih baik. Karena kita nggak perlu pindah-pindah kendaraan sambil angkat-angkat koper, ini akan sangat melelahkan. Kali ini aku memilih berangkat menggunakan jasa travel. Kebetulan ada teman satu kota yang berangkat diklat bersama. Dan ternyata dalam satu mobil ini ada 5 orang termasuk aku yang berangkat ke Balai Diklat yang sama. Jadi hemat waktu deh, nggak harus muter-muter dulu nganterin penumpang yang beda tujuan.

2. Buat Ceklist Barang-barang yang akan di bawa.

Dua hari sebelum keberangkatan cukuplah untuk mempersiapkan semuanya. Barang wajib yang harus dibawa saat diklat adalah laptop, pakaian atau seragam yang sudah ditentukan (kali ini ada seragam hitam putih, batik, pakaian olahraga dan korpri), sepatu, perlengkapan shalat, peralatan mandi, hanger, dan lain-lain. Pastikan semua barang sudah tertulis, kalau nggak gitu biasanya ada aja yang ketinggalan, apalagi kalau ngelistnya mendadak.


3. Koper atau Travel Bag.

Sebelum packing barang-barang yang akan dibawa diklat, pertimbangkan dulu berapa lama diklat itu dilaksanakan, seminggu, dua minggu atau sebulan. Sesuaikan ukuran tas atau koper dengan jumlah barang yang akan di bawa, kalau bisa jangan sampai kita membawa tas kecil dalam jumlah banyak karena itu akan merepotkan kita membawanya. Dan karena diklat kali ini sampai satu minggu, jadi aku pilih koper dengan roda untuk membawa semua barang-barangku.

Ternyata bawaanku kali ini cukup banyak, sampai koper segede itu rasanya nggak muat juga, padahal aku sudah mengikuti tips packing ala ala Marie Kondo alias Konmari. Tapi tetep aja namanya perempuan, kalau pergi-pergi maunya dibawa semua. ha ha.

Ini dia packing ala aku dan ala Marie Kondo, udah mirip kan?  (awas ada yang ketawa jahat...)


Nah, kalau ketiga hal ini sudah disiapkan, tinggal berangkat deh, nggak perlu khawatir ada yang ketinggalan. Detik-detik menjelang keberangkatan, rasanya beraat banget, sedih mak...seminggu harus ninggalin rumah. Tak lupa pamit sama anak-anak, sungkem sama suami minta didoakan semuanya lancar, yang di rumah juga baik-baik.

Tiga jam perjalanan, sampailah aku di Balai Diklat Keagamaan Semarang. Suasananya masih sama seperti terakhir kali diklat di sana, 8 tahun yang lalu, beberapa sisi sudah ada perubahan tapi nggak banyak.

Sampai di ruang registrasi masih agak sepi, hanya ada beberapa orang yang sudah di situ. Setelah registrasi peserta dan dapat nomor kamar, akupun menuju ke gedung tempat menginap, kali ini aku dapat tempat di Gedung D kamar nomor 8. Beruntungnya aku dapat kamar ini, karena kamar ini ada di lantai dasar, jadi nggak capek buatku mondar-mandir ke kelas dan ke tempat makan, kalau di lantai atas, alamaak. ..nggak kuat buat lutut emak-emak kayak aku ni.., dan kebetulan kamarku juga dekat dengan tempat makan, pas di depan kamar, begitu buka pintu lagsung deh ketemu meja makan.

Begitu sampai di depan kamar, masuklah aku ke dalam dan kebetulan sudah ada teman yang datang duluan, ternyata teman sekamarku ini adalah orang yang aku temui tadi di ruang registrasi. Setelah kenalan, basa basi nanya ini itu, cairlah suasana yang kaku pada awalnya. Nggak butuh waktu lama, kamipun sudah langsung akrab, my roommate ini enakan orangnya, namanya Atikah, Guru MTs N Grobogan, tapi dia asli Demak. Karena dia lebih muda dari aku, jadi kupanggil saja dia"Tik", biar lebih akrab, nggak pake "Mba" atau "Buk".

Hari-hari pun kulalui bersama my roommate. Mau tahu apa saja kegiatanku selama seminggu di Balai Diklat? Pantengin video ini ya...




Sekian dulu ya ceritaku kali ini, mudah-mudahan nggak bosan dan jangan sungkan-sungkan untuk bertanya atau memberi komentar. Tapi yang sopan ya, kita kan ingin membiasakan bersosial media dengan bijak. Setuju??  Buat my roommate di Grobogan, apa kabarmu di sana? Semoga baik-baik saja.




0 Comments