Saya dan suami saya termasuk penggemar sate, terutama sate kambing, hanya saja anak-anak saya kurang suka dengan sate kambing karena baunya yang prengus dan apek. Jadinya, saat saya dan suami ingin jalan-jalan dan menikmati kuliner sate kambing, anak-anak saya hanya bengong ngeliatin orang tuanya  makan. Mau pesen makanan yang lain juga enggak bisa karena biasanya warung-warung sate kambing hanya menjual makanan khusus olahan kambing seperti gulai kambing dan tongseng kambing.

Sebenarnya saya punya rekomendasi beberapa warung sate kambing yang dagingnya empuk dan enggak prengus, cuma tetap saja saya tidak bisa mengajak anak-anak ke sana karena mereka sudah terlanjur menolak daging kambing, dan sudah berpikir bahwa semua daging kambing pasti prengus.
Jadi seringnya kami terpaksa berbohong setiap membelikan sate kambing untuk mereka dengan mengatakan kalau sate yang kami bawa adalah sate sapi. Tapi tetap saja mereka mengendus-endus dagingnya apakah bau prengus atau tidak. Kalau dirasa mereka satenya tidak prengus, barulah mereka percaya dan berpikir kalau itu sate sapi.

Saat lebaran Idul Adha tiba, biasanya kiriman daging berdatangan, alhasil, stok kambing pun melimpah memenuhi dapur. Ada daging kambing dan daging sapi. Untuk daging kambing, biasanya saya langsung mengolahnya menjadi sate, sedang untuk daging sapi saya lebih suka mengolah menjadi rendang ataupun dimasak santan dengan bumbu kuning.

Pengalaman pertama membuat sate kambing, dagingnya masih alot dan bau prengus, pernah juga memberikan air perasan nanas sebelum daging dibakar, lucunya, karena waktu itu merendam daging ke dalam air perasan nanasnya terlalu lama, jadinya waktu dibakar malah ambrol dagingnya berjatuhan ke dalam bara api pemanggangan.

Setelah beberapa kali membuat sate kambing sendiri, akhirnya saya tahu rahasia membuat sate kambing anti prengus dan anti alot ala warung-warung sate tekenal.


Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
  1. Pilih daging yang benar-benar masih segar, dengan ciri berwarna merah muda dan bukan yang sudah kebiru-biruan
  2. Bersihkan daging kambing dari kotoran yang menempel, karena biasanya di tempat penyembelihan, sering ada pasir2 atau daun-daun kering yang ikut nempel. Kalaupun ada kotoran yang susah dibersihkan, lebih baik buang bagian daging yang kotor tersebut
  3. Jangan mencuci atau merendamnya dalam air, karena ternyata, daging kambing yang sudah kena siraman air justru meninggalkan bau prengus dan apek, jadi pastikan memilih daging yang bersih dari kotoran-kotoran yang menempel yang susah dibersihkan. 
  4. Setelah daging ditusuk, sesaat sebelum masuk ke tempat pembakaran, celupkan sate ke dalam air rendaman nanas, sebentar saja ya, karena kalau terlalu lama, dijamin daging bakalan ambrol.
  5. Segera bakar sate ke tempat pembakaran, jiak sudah setengah matang, olesi sate dengan kecap. Olesan kecap ini akan menambah cita rasa sate yang khas dibandingkan yang tidak dioles kecap.
 Jika tidak ada persediaan nanas, kita bisa memakai daun pepaya, dengan cara membungkus daging dengan daun pepaya beberapa saat sebelum diiris dan ditusuk, cuma untuk cara ini saya memang belum pernah melakukannya.

Beginilah, hasil pengalaman saya membuat sate kambing rumahan tapi rasa warung sate terkenal. 
hihihi...

Selamat mencoba,

0 Comments