Lihat tempat sampah yang becek dan bau memang bisa bikin galau. Apalagi sampai dikerubuti lalat dan belatungan, haduuh...harus segera dihempas ke TPA biar baunya nggak semerbak memenuhi udara dalam rumah. Biasanya sampah-sampah itu dimasukkan plastik kresek terus diikat kenceng biar nggak ada rembesan air dari sampah yang sudah membusuk, baunya agak agak gimana, gitu. Belum lagi kalau plastiknya bocor dan air menetes di lantai...Kalau tiap hari begitu, bisa bikin snewen juga ya, Apalagi kalau si bapak tukang sampah tak kunjung datang mengambil sampah kita, terpaksa harus membuang sendiri dong ke TPS atau TPAnya? duuh...bener-bener bikin males deh.

πŸ˜‡πŸ˜‡

Etapi itu cerita masa lalu, sekarang sudah nggak lagi, saya sudah nggak direpotkan lagi masalah sampah becek dan bau itu, justru sekarang saya senang ngumpulin sampah-sampah dapur sisa memasak seperti sayur, kulit buah, kulit telur, dan sampah alami lainnya. Menemukan mereka seperti menemukan harta karun yang berharga. Duuh, sampai segitunya ya pemirsa? 

😍😍

Sekarang saya sudah menemukan cara ampuh untuk menghempaskan sampah-sampah tersebut. Sampah-sampah itu dibuang aja ke dalam ember yang sudah dilubangi kecil-kecil, atau sebut saja komposter, selanjutnya, sampah atau sisa organik tersebut dibiarkan beberapa lama hingga berubah jadi tanah bernutrisi atau yang dikenal sebagai kompos.

πŸ’¦πŸ’¦

Jadi, kompos ini merupakan hasil penguraian material organik menjadi material anorganik yang dilakukan oleh mikroorganisme (bakteri dan jamur). Dari tanah akan kembali menjadi tanah. So Amazing kalau mau mengikuti prosesnya. Penampakannya yang berwarna hitam dengan bau semerbak tanah hutan, bikin hati membuncah bahagia dibuatnya, nggak percaya pasti ya? Makanya perlu mencoba dulu biar percaya. 

Gampang banget kok caranya πŸ‘ŒπŸ‘Œ

πŸ‘‰Pertama, siapkan ember bekas atau ember cat ukuran besar, boleh juga pakai pot, atau  memakai karung. kemudian beri lubang di pinggir dan bawahnya menggunakan solder atau kawat panas. Kalau saya biasanya pakai ember yang ada tutupnya.


πŸ‘‰Kedua, isi ember dengan pupuk kandang, tanah biasa atau kompos siap pakai yang bisa dibeli di depot tanaman, kalau saya si pakai media tanah sekam. Isikan sedikit saja sebagai lapisan bawah.



πŸ‘‰Ketiga, masukkan sampah atau sisa-sisa organik ke dalam komposter



πŸ‘‰Keempat, aduk-aduk agar sampah bercampur dengan tanah, atau bisa juga setelah sampah dimasukkan, tutup lagi dengan lapisan tanah. 


πŸ‘‰Kelima, tutup dengan tutup ember atau jika tak ada, bisa menggunakan kardus, dan komposter pun siap digunakan. Jika ada sisa organik lagi langsung saja dimasukkan ke dalam komposter sampai ember penuh. Jika sudah penuh, biarkan saja, tunggu sampai semua sisa organik itu hancur dan terurai menjadi tanah. Sesekali perlu diaduk untuk membuat sirkulasi udara lebih lancar. Saya si ngaduknya kalau sempet saja, kadang seminggu kadang dua minggu sekali, sejauh ini aman-aman saja dan nggak berbau.


Q & A Seputar Kompos

Beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan  tentang kompos

Berapa lama sisa organik itu hancur menjadi tanah?

Sepanjang pengalaman saya mengompos, sisa organik dalam komposter akan hancur setelah dua atau tiga bulan, tergantung keras lunaknya bahan dan ukurannya. Jika ingin lebih cepat terurai, sisa organik itu dipotong kecil-kecil terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam ember.

Bagaimana jika muncul banyak belatung di dalam komposter?

Awalnya saya juga jijik, merinding lihat banyak belatung berukuran besar (magot) menggeliat di antara sampah-sampah itu, tapi lama-kelamaan jadi biasa saja. Jadi nggak perlu takut, nggak perlu harus mengusir magot-magot itu pergi, kalau takut, cuekin saja, nanti mereka akan hilang dengan sendiri setelah melewati siklus hidupnya.Magot-magot ini bukannya tidak berguna, mereka justru membantu menguraikan sisa organik di dalam kompos tersebut. Namun jika tidak ingin melihat keberadaan mereka, bisa diatasi dengan menambahkan unsur coklat seperti daun-daun kering, sekam atau serbuk gergaji yang dicampurkan ke dalamnya.

Apa saja yang bisa dimasukkan ke dalam komposter?

Pada dasarnya semua sisa organik bisa dimasukkan ke dalam komposter, kecuali sisa makanan yang mengandung minyak atau protein, bahan-bahan yang mengandung protein dan lemak tersebut bisa memicu bau kurang sedap pada kompos.Sisa organik yang bisa dibuat kompos dibedakan menjadi unsur hijau dan unsur coklat, unsur hijau bisa berupa, potongan sayur, kulit buah,daun-daunan. Sedangkan unsu coklat antara lain, daun kering, kulit telur, sekam, karton coklat. 


Bagaimana mengatasi kompos yang terlalu basah, becek dan bau?

Jika menemui kompos yang terlalu basah, becek dan bau, jangan khawatir. Cukup tambahkan unsur coklat ke dalam komposter, bisa ditambah dengan daun-daun kering, sekam atau jika ada karton atau kardus coklat yang dipotong kecil-kecil. Atau bisa juga dengan menambahkan karton kemasan telur.

Bagaimana jika kompos terlalu kering?

Kompos yang terlalu kering biasanya disebabkan karena kekurangan unsur hijau, cara mengatasinya dengan menambahkan kulit buah, sayur, buah busuk, atau bisa juga dengan menyiramkan air cucian beras de dalam komposter. Air cucian beras ini juga berguna untuk menyediakan gula sebagai makanan bagi mikroorganisme pengurai.



Nah, mulai sekarang bisa dicoba cara dan tips yang sudah saya tulis di atas, nggak perlu takut gagal, karena pada dasarnya bikin kompos itu nggak ada gagalnya, semua akan terurai pada waktunya, ciee...yang terpenting itu niat, mulai mencoba, kalau belum mencoba memang rasanya gimana gimana, takut bau lah takut inilah itulah, ada saja deh alasannya, percaya deh, kalau sudah mencoba dan berhasil, bisa takjub banget melihat proses dan hasilnya. 

πŸ’“πŸ’“

Banyak manfaat yang didapat kalau kita mau mengompos, di antaranya:
  1. Rumah bersih dan nyaman karena tidak ada bau sampah organik
  2. Mengurangi beban sampah organik di TPA
  3. Mengurangi pencemaran lingkungan, terutama pencemaran udara oleh gas metana
  4. Mendapatkan pupuk alami 
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, mulai mengompos😊😊😊













 

11 Comments

  1. Wah. Ini sih bisa banget ditiru. Malah komposnya bisa dipakai buat nanam-nanam di sekitar rumah. Iya nggak sih Kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba..dari sampah yang kita kira nggak bermanfaat dan dibuang gitu aja ternyata bisa jadi sesuatu yang sangat besar manfaatnya

      Delete
  2. Wah makasih mbak tipsnya, bisa di coba nih. Saya juga suka bertanam di rumah, cabai, tomat, tapi beli media tanam di kios tanaman. Pernah dapat kompos dari Dkarum Oasis waktu ikut kunjungan ke sana, langsung deh buat nanam. Kalau bisa bikin sendiri kayak gini jadi lebih praktis ya, sekalian ikut menjaga lingkungan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Praktis dan bisa bersihin rumah mba, sebab ngga ada lagi sampah sampah becek dan bau

      Delete
  3. MasyaAllah keren, bikin ember komposter sendiri. Huhu, rahasianya apa bisa istiqomah gitu mbak?

    Saya masih belum rajin, padahal ibu saya sudah nyontohin kalau di rumah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang harus ada niat dulu. Harus ada motivasi untuk bergerak. Sebenarnya hanya merubah kebiasaan aja kok dari yang tadinya buang sampah ke tpa sekarang buangnya ke komposter

      Delete
  4. Ulala... Aku auto girap-girap kalau meet up sama belatung Mba hihihi..bisa pengsan sendiri. Jujur ya akutu orangnya pemalas dan jijikan gitu. Kayaknya kalau diajakin ngompos sendiri kek gini gak cucok meyong. Palingan minta tlg kakungnya anak-anak yang lebih setrong hehe. Aku save dulu ah step-stepnya ya Mba.. suwuun

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kok aku malah jadi penasaran pingin lihat ekspresi simbok kalau lihat belatung...xi xi xi...nanti kudu nyiapin kasur deh, buat yang mau pengsan...

      Delete
  5. Nah iyaaa...dengan dibuat kompos jadi tak perlu buang sampah organik ke TPA ya.. susah gitu, tanaman kita jadi subuuur.. senang deh..

    ReplyDelete
  6. Nah ini ilmu yang saya cari, thanks mbak penjelasan yg singkat nan padat dan tentu berisi ini akan coba saya praktikkan dirumah.

    ReplyDelete
  7. Mbak jadi pengen praktik diriku loh, tapi aku gak mau liat magotnya wkwkwk.

    ReplyDelete

Silakan tulis komentar dengan santun dan tidak keluar dari topik pembahasan